Ujian Akhir Semester (UAS) mungkin menjadi “momok” bagi mahasiswa. Tak jarang para mahasiswa berjuang melakukan yang terbaik demi nilai yang baik. Salah satunya adalah “memborong” buku-buku di perpustakaan tempat mereka belajar. Terutama yang terjadi di kampus UK Petra. Ujian diadakan mulai 7 Juni hingga 15 Juni 2011. Namun satu hari menjelang ujian, para mahasiswa sudah berbondong-bondong memenuhi perpustakaan kampus tersebut.
Mereka bahkan menghabiskan jatah peminjaman mereka sampai habis. Demi memenuhi tugas dari para dosen, para mahasiswa harus berjuang mendapatkan buku referensi yang disarankan dosen tersebut untuk memenuhi materi perkuliahan. Di hari biasa perpustakaan tampak tidak begitu ramai. Menurut Djatmiko (43) hari biasa terhitung hanya mencapai 800 mahasiswa yang masuk. “Kalau dulu bisa sampai seribu. Tapi sekarang sudah menurun”, terang pegawai perpustakaan yang telah bekerja selama 20 tahun ini.
Menurutnya penurunan ini disebabkan kurangnya minat mahasiswa dalam membaca. Mahasiswa mulai suka membaca jika menjelang ujian atau pun tugas yang mendesak. Terbukti hingga minggu pertama ujian, terhitung ada lebih dari 800 mahasiswa yang memenuhi perpustakaan. “Itu belum termasuk yang mengumpulkan skripsi”, ujar Djatmiko.
Minggu ini merupakan deadline bagi mahasiswa skripsi sebagai pengumpulan terakhir bahan skripsi sebagai penyimpanan publikasi ilmiah. Salah satu spot yang terhitung ramai adalah di lantai 8 dekat dengan karpet dan ruang baca lesehan. Djuariantok (45) salah satu petugas disana menyatakan bahwa minggu ini terbilang ramai. Beberapa mahasiswa terlihat lesehan dan bekerja dengan tekunnya. “Mereka terlihat sibuk. Sehari bisa mencapai dari 50 mahasiswa disana,” ujar pria beranak dua itu. Menurutnya situasi ini sering terjadi jika menjelang UAS.
Salah satu petugas lain, Suroso menambahkan buku-buku di lantai 7 mulai laris. Tidak seperti biasanya yang sepi pengunjung dan satu hari kuota peminjam kurang lebih 50 buku yang keluar. Namun menjelang ujian seperti sekarang ini mulai banyak buku yang dipinjam dan banyak pula mahasiswa yang ‘mampir’ untuk sekedar membaca atau mengerjakan tugas. “Buku-buku yang saya atur untuk dibaca saja sudah melebihi dari biasanya”, ujar suroso. Menurutnya hal ini wajar terjadi menjelang UAS dan saat minggu ujian berakhir, mereka juga kembali berbondong-bondong mengembalikan buku.
Namun bagi mereka yang bekerja di perpustakaan, tidak masalah bagi mereka untuk menata ulang buku-buku yang sudah ada, karena memang itulah pekerjaan dan pelayanan yang dapat diberikan. Harapan Suroso, Djatmiko, juga Djuariantok, minat baca mahasiswa tidak hanya saat UAS saja, tapi juga bisa dipertahankan ketika tidak ada urusan atau menjelang ujian saja. Hal ini akan semakin memberi kesan bahwa perpustakaan Universitas Kristen Petra di maksimalkan penggunaannya serta fasilitas yang ada menjadi wadah mahasiswa dalam mengembangkan akademisi-akademisi yang lebih baik. Namun ketiga narasumber yang berhasil dihimpun menyatakan ingin agar mahasiswa lebih meningkatkan minat baca mereka. Itu harapan yang sederhana namun membutuhkan usaha yang besar dalam pelaksanaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar