Jumat, 15 April 2011

Jalan-Jalan

“Ya jalan-jalan aja, sudah lama juga ga kemari, sekalian nostalgia bareng suami”, ujar Mike, salah satu pengunjung Kebun Binatang Surabaya. Siang itu ibu dua anak yang juga bekerja di sebuah perusahaan swasta tersebut mengunjungi Kebun binatang hanya dengan sang suami. Wajah lesu tampak pada wajah mereka, bulir-bulir keringat menetes sepanjang pelipis. Melepas lelah dengan melahap pentol dan es teh sangat memikat mereka saat itu. Itulah sekelumit cerita mengenai pasangan suami istri yang jalan-jalan di Kebun Binatang Surabaya atau yang biasa disebut KBS.
Banyak pasangan muda mudi yang juga menikmati rindangnya pepohonan di kebun binatang terlengkap di Surabaya ini. Selain pepohonan juga beragam satwa seperti onta, orang utan, kakaktua, gajah, ikan arwana besar, jerapah, pelikan dan banyak hewan lainnya menghiasi sudut-sudut taman flora fauna yang bealamat Jl. Setail no 1, Surabaya.
Kebun binatang yang tergabung dalam Perhimpunan Kebun Binatang Indonesia atau PKBSI ini memiliki kurang lebih 4200 populasi. Jumlah ini merupakan yang terbesar di Indonesia, karena jumlahnya melebihi Ragunan sebanyak 140 populasi dan Taman Safari sebanyak 200 populasi. Dari tersebut sebanyak 80% merupakan satwa langka yang dilindungi. Selain itu, KBS juga memiliki nursery dan rumah sakit hewan. Nursery digunakan untuk penangkaran hewan, sehingga akan dapat terlihat fungsi KBS sebagai lahan konservasi dan pengembangan IPTEK melalui hal tersebut. Sedangkan rumah sakit hewan, selain untuk merawat binatang yang sakit juga dapat digunakan sebagai rumah penitipan binatang kesayangan anda.


Beragam satwa dan fasilitas yang ada disana menarik perhatian pengunjung, hal ini tampak dengan melonjaknya kunjungan pada hari sabtu dan minggu. “Sebanyak 8000 pengunjung datang pada kedua hari tersebut dengan membawa serta sanak keluarga. Pada hari senin-jumat kunjungan berada pada kisaran 800-1000 orang. Peningkatan ini terus terjadi menjelang Tahun Baru dan mengalami penurunan jika ada kasus khusus seperti flu burung, binatang sakit dan binatang hilang. Namun, kenaikan jumlah pengunjung kembali terjadi pada satu hingga dua minggu kemudian”, ujar agus supangkat, Humas KBS.
Harga tiket sebesar Rp 15.000 saya rasa terlalu mahal untuk kebun binatang sekelas KBS”, ujar Mike, pegawai swasta. Wanita berusia 31 tahun ini berharap harga tiket masuk bisa kembali pada harga Rp 10.000, seperti tahun lalu. Padahal, untuk makanan binatang saja, membutuhkan kurang lebih Rp 400.000.000,-. Harga tersebut belum termasuk biaya operasional dan gaji pegawai. Untuk mencukupkan segala kebutuhan KBS, 95% bergantung pada tiket masuk dari pengunjung, kunjungan pada kolam ikan, menunggang gajah, onta dan kuda serta atraksi-atraksi lain. Tempat yang strategis di tengah kota, membuat kebun binatang ini mudah ditemukan dan digunakan sebagai tempat rekreasi bagi turis mancanegara, turis lokal dan penduduk sekitar.
Lebih menarik lagi, anda dapat memberi makan binatang secara langsung dari dekat. Sehingga bisa merasakan sendiri bagaimana sensasi memberi makanan pada binatang yang sangat asing bagi manusia seperti memberi makan gajah, komodo, onta dan buaya. Namun, untuk binatang tertentu pengunjung hanya disarankan melihat dari luar kandang karena terlalu berbahaya jika mendekat.
Masihkah anda berpikir Rp 15.000 termasuk harga tiket yang mahal? Bahkan dengan segala fasilitas dan binatang yang ada? Tidakkah anda ingin menolong binatang-binatang langka tersebut tetap lestari dan hidup? Mari kita membuat Indonesia semakin kaya dengan sumber daya-sumber daya lokal. Dengan mengunjungi KBS maka kita sudah menolong seekor komodo hidup.















nonik_51408067

Tidak ada komentar:

Posting Komentar