Jumat, 15 April 2011

Inovasi Yang Masih Harus Diperjuangkan Lagi


Harimau Sumatera termasuk salah satu kategori hewan malam di KBS


"Iya, memang dari pihak KBS belum ada fasilitas untuk safari night." kata Pak Agus Supangkat, selaku HuMas Kebun Binatang Surabaya.


KBS memiliki koleksi hewan malam yang disebut juga dengan nocturnal animals. Koleksi hewan malam tersebut disimpan dalam satu aquarium besar, yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu hewan malam yang hidup di dasar laut dan hewan malam yang hidup di darat.
Hewan malam seperti trenggiling, musang, kelelawar, termasuk salah satu yang disimpan di dalam aquarium tersebut. Di dalam aquarium itu, KBS hanya melakukan manipulasi, jadi jika siang hari, di dalam aquarium tersebut akan terlihat seperti malam hari, sehingga binatang yang hidup di malam hari akan termanipulasi, dan jika hari menjelang malam, maka lampu di dalam aquarium tersebut akan dinyalakan. Jadi hewan malam yang ada di sana akan tertidur, karena mereka termanipulasi oleh cahaya lampu saja.
Masa adaptasi hewan malam yang ada di aquarium, untuk menyesuaikan siang-malam yang berbeda dengan kondisi di luar aquarium, hewan-hewan ini membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu, yang disebut juga dengan masa karantina.
Harimau Sumatera, singa, serta kucing bakan juga termasuk salah satu hewan malam. Sayangnya, mereka masih tinggal di kandang biasa. Jadi pada saat pengunjung datang di siang hari, jangan heran jika melihat harimau atau kucing bakan tersebut tertidur. 


"Iya, memang dari pihak KBS belum ada fasilitas untuk safari night." kata Pak Agus Supangkat, selaku HuMas Kebun Binatang Surabaya.


Apa yang dimaksud dengan safari night? "Kebun Binatang yang buka pada malam hari, jadi koleksi hewan malamnya ini bisa dipamerkan..," sahut Pak Agus ketika saya bertanya apa yang dimaksud dengan safari night. 


KBS yang sedang dalam pimpinan pengelola sementara, sedang menunggu keputusan dari badan definitif untuk memulai menjalankan inovasi baru mereka mengenai safari night
"Ya, di doakan saja secepatnya bisa terwujudkan safari night-nya. soalnya yaitu lagi... kembali lagi ke badan definitif. mereka setuju apa nggak dengan adanya inovasi seperti ini..." kata Pak Agus sambil tersenyum.


Oleh:
Joan Sabrina
51408023

Mengapa KBS Terus Terpuruk?

Laporan: Virginia L. Gunawan
Sering disorot dengan berita-berita miring membuat masyarakat bertanya, seberapa terpurukkah Kebun Binatang Surabaya (KBS)? Kasus perebutan manajemen dalam internal KBS, kematian satwa langka, dan yang terbaru, hilangnya tiga ekor komodo menjadi gunjingan masyarakat terhadap kebun binatang yang pernah menjadi kebun binatang terbesar di Asia Tenggara ini.


Ditemui tim Berita Asik, Humas KBS, Agus Supangkat menjelaskan tentang minimnya dana yang diperoleh KBS. “Dalam satu tahun, pemasukan KBS kurang lebih 15 miliar. Tapi pengeluaran kami mencapai satu hingga 1,2 miliar perbulannya.” Sembilan puluh lima persen pendapatan KBS diperoleh dari tiket masuk, sedangkan sejak merebaknya wabah flu burung pada tahun 2005, pengunjung KBS menurun.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 tidak hanya berdampak pada manusia, hewan pun merasakan akibatnya. Beberapa perusahaan pendukung KBS seperti Pelindo III, Maspion, Akzo Nobel dan lainnya memilih untuk menghentikan program orang tua angkat atas beberapa satwa di KBS. Otomatis, KBS harus menanggung kembali biaya operasional pemeliharaan satwa-satwa tersebut.

Lebih mengenaskan lagi, janji manis pemerintah untuk memberikan subsidi pun tak kunjung turun. September 2010, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan mengunjungi KBS dan berencana memberikan bantuan sebesar Rp 5-10 miliar rupiah. Sampai sekarang, dana tersebut belum diterima KBS.

Selain masalah dana, Agus juga menjelaskan adanya kesimpangsiuran bentuk lembaga yang menaungi KBS saat ini. “Menurut Keputusan Menteri nomor 53/2006, KBS harus dikelola dalam bentuk perseroan terbatas (PT) atau badan usaha milik daerah (BUMD). Sementara sampai saat ini, KBS dikelola dalam bentuk yayasan.” Penelurusan tim Berita Asik menemukan bahwa jika dikelola dalam bentuk PT atau BUMD, aset pemkot di KBS, seperti tanah seluas 15 hektar tempat KBS berdiri, akan lebih mudah dikembalikan. Selain itu, laba bersih yang diperoleh akan dikenai pajak jika manajeman pengelolaan berbentuk PT.

Saat ini, KBS mencoba bertahan dengan apa yang mereka miliki. Harga tiket masuk sebesar 15 ribu rupiah dengan rata-rata pengunjung perbulan 48 ribu orang hanya menutupi setengah pengeluaran operasional KBS. Pertunjukkan aneka satwa serta aktivitas permainan bersama satwa pun tidak lagi semenarik dulu. Dalam keterpurukan, KBS masih mencoba menjalankan visi konservasi, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Mencoba menyelamatkan alam yang tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri. (jin/51408001)

Foto Service Kilat KBS

FOTO SERVICE KILAT KBS (Christian Marvy 51408018)


Foto Service Kilat kalimat yang dulu familiar ini kini mulai menghilang. Dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang ini wisatawan tidak perlu lagi menyewa jasa fotografer di tempat-tempat wisata. Cukup dengan kamera saku atau ponsel setiap orang dapat mengabadikan momen tanpa perlu bersusah payah lagi dan hasil yang diperoleh pun cukup memuaskan.
Kamino, yang telah merintis usaha foto kilat di Kebun Binatang Surabya sejak tahun 1967 ini, tetap bertahan meskipun saat ini pengguna jasa fotografer wisata sangat sedikit dibanding 10 tahun yang lalu. Salah satu alasan untuk bertahan adalah kios foto tersebut merupakan warisan dari orang tuanya yang merupakan seorang pewarta foto kantor berita ANTARA. Alasan lainnya adalah keinginanya untuk tetap motret.
"Foto bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun foto merupakan hobi keluarga saya sehingga saya memilih untuk mempertahankannya," katanya. Kamino mempunyai empat orang anak buah yang terdiri dari tiga orang anak dan satu adik kandungnya. "Ya ini memang usaha keluarga, meskipun saat ini kami dituntut untuk berpindah ke sistem digital itu tidak merubah niat kami untuk tetap motret," ujar Kamino.
Kamino mengaku, memang pada hari libur peminat jasanya lebih tinggi dibandingkan hari biasa. Apalagi pada saat liburan sekolah dan hari-hari besar. Namum pada hari biasa untuk mendapatkan 3 orang saja itu sudah sangat baik. Kamino juga masih tergabung dalam komunitas seni foto Surabaya. Ia dulu aktif mengikuti berbagai lomba dan mendapat beberapa juara.
Meskipun foto kilat sekarang telah jarang kita jumpai dan susah untuk berkembang karena teknologi yang sudah sangat maju, namun semangat seorang fotografer seperti Kamino patut dicontoh sebagai inspirasi utuk fotografer-fotografer muda yang baru memulai karirnya.

Jalan-Jalan

“Ya jalan-jalan aja, sudah lama juga ga kemari, sekalian nostalgia bareng suami”, ujar Mike, salah satu pengunjung Kebun Binatang Surabaya. Siang itu ibu dua anak yang juga bekerja di sebuah perusahaan swasta tersebut mengunjungi Kebun binatang hanya dengan sang suami. Wajah lesu tampak pada wajah mereka, bulir-bulir keringat menetes sepanjang pelipis. Melepas lelah dengan melahap pentol dan es teh sangat memikat mereka saat itu. Itulah sekelumit cerita mengenai pasangan suami istri yang jalan-jalan di Kebun Binatang Surabaya atau yang biasa disebut KBS.
Banyak pasangan muda mudi yang juga menikmati rindangnya pepohonan di kebun binatang terlengkap di Surabaya ini. Selain pepohonan juga beragam satwa seperti onta, orang utan, kakaktua, gajah, ikan arwana besar, jerapah, pelikan dan banyak hewan lainnya menghiasi sudut-sudut taman flora fauna yang bealamat Jl. Setail no 1, Surabaya.
Kebun binatang yang tergabung dalam Perhimpunan Kebun Binatang Indonesia atau PKBSI ini memiliki kurang lebih 4200 populasi. Jumlah ini merupakan yang terbesar di Indonesia, karena jumlahnya melebihi Ragunan sebanyak 140 populasi dan Taman Safari sebanyak 200 populasi. Dari tersebut sebanyak 80% merupakan satwa langka yang dilindungi. Selain itu, KBS juga memiliki nursery dan rumah sakit hewan. Nursery digunakan untuk penangkaran hewan, sehingga akan dapat terlihat fungsi KBS sebagai lahan konservasi dan pengembangan IPTEK melalui hal tersebut. Sedangkan rumah sakit hewan, selain untuk merawat binatang yang sakit juga dapat digunakan sebagai rumah penitipan binatang kesayangan anda.


Beragam satwa dan fasilitas yang ada disana menarik perhatian pengunjung, hal ini tampak dengan melonjaknya kunjungan pada hari sabtu dan minggu. “Sebanyak 8000 pengunjung datang pada kedua hari tersebut dengan membawa serta sanak keluarga. Pada hari senin-jumat kunjungan berada pada kisaran 800-1000 orang. Peningkatan ini terus terjadi menjelang Tahun Baru dan mengalami penurunan jika ada kasus khusus seperti flu burung, binatang sakit dan binatang hilang. Namun, kenaikan jumlah pengunjung kembali terjadi pada satu hingga dua minggu kemudian”, ujar agus supangkat, Humas KBS.
Harga tiket sebesar Rp 15.000 saya rasa terlalu mahal untuk kebun binatang sekelas KBS”, ujar Mike, pegawai swasta. Wanita berusia 31 tahun ini berharap harga tiket masuk bisa kembali pada harga Rp 10.000, seperti tahun lalu. Padahal, untuk makanan binatang saja, membutuhkan kurang lebih Rp 400.000.000,-. Harga tersebut belum termasuk biaya operasional dan gaji pegawai. Untuk mencukupkan segala kebutuhan KBS, 95% bergantung pada tiket masuk dari pengunjung, kunjungan pada kolam ikan, menunggang gajah, onta dan kuda serta atraksi-atraksi lain. Tempat yang strategis di tengah kota, membuat kebun binatang ini mudah ditemukan dan digunakan sebagai tempat rekreasi bagi turis mancanegara, turis lokal dan penduduk sekitar.
Lebih menarik lagi, anda dapat memberi makan binatang secara langsung dari dekat. Sehingga bisa merasakan sendiri bagaimana sensasi memberi makanan pada binatang yang sangat asing bagi manusia seperti memberi makan gajah, komodo, onta dan buaya. Namun, untuk binatang tertentu pengunjung hanya disarankan melihat dari luar kandang karena terlalu berbahaya jika mendekat.
Masihkah anda berpikir Rp 15.000 termasuk harga tiket yang mahal? Bahkan dengan segala fasilitas dan binatang yang ada? Tidakkah anda ingin menolong binatang-binatang langka tersebut tetap lestari dan hidup? Mari kita membuat Indonesia semakin kaya dengan sumber daya-sumber daya lokal. Dengan mengunjungi KBS maka kita sudah menolong seekor komodo hidup.















nonik_51408067

Kamis, 14 April 2011

Kematian Satwa KBS Dibesar-besarkan

“Berita tentang tingginya tingkat kematian di KBS hanya berita yang dibesar-besarkan,” kalimat ini dengan lugas dinyatakan oleh Humas KBS, Agus Supangkat (8/4). Ia menegaskan isu tersebut hanyalah alat bagi kedua pihak yang berkonflik dalam tubuh Perkumpulan Flora dan Fauna, pengelola lama Kebun Binatang Surabaya.

Hingga tahun 2010, pengelolaan Kebun Binatang Surabaya berada di bawah Perkumpulan Flora dan Fauna. Konflik yang terjadi di dalam perkumpulan tersebut, antara pemimpin lama dan pemimpin baru, berimbas pada keluarnya berita negatif tentang tingginya tingkat kematian satwa di KBS.
“Tingkat kematian itu hanyalah berita yang dibesar-besarkan oleh pihak yang saling menjatuhkan,” tegas Agus Supangkat, “standar operasional tetap dan hewan yang mati memang dalam kondisi tua.”
Saat ini KBS menjadi kebun binatang terbesar di Indonesia yang menampung sekitar 4200 populasi dan 250 spesies satwa. Sebesar 80% dari populasi adalah satwa yang dilindungi. Tingkat kematian berkisar antara 20-30 ekor per bulan.
“Tingkat kematian tersebut wajar mengingat populasi satwa di dalam KBS juga tinggi, “ ungkap Agus lagi. Sayangnya, berita negatif berpengaruh pada penurunan jumlah pengunjung per tahun 2011.
Konflik yang berkepanjangan akhirnya membuat pengelolaan KBS diambil alih oleh tim pengelola sementara di bawah pimpinan Tony Sumampau. Pengalihan ini dimulai dari tanggal 22 Februari 2010 hingga batas yang belum ditentukan. Pengalihan ini pun akhirnya menunda rencana konservasi dan pengembangan KBS.
“Masalah efisiensi kerja, sumber daya, dan renovasi masih harus menunggu hingga pengelolaan berada di tangan yang sah,” ujar Agus.

Minim dana
Pengelolaan KBS juga tersendat karena masalah dana. Sedikitnya KBS mengeluarkan biaya hingga Rp 1 – 1.5 miliar untuk operasional dan gaji pegawai. Sementara itu, pemasukan per tahunnya sebesar Rp 15 miliar. Sebesar 95% pemasukan berasal dari pengunjung, sisanya berasal dari penjualan souvenir serta pemanfaatan hewan (atraksi).
“Jumlah pemasukan kami sangat mepet dengan pengeluarannya,” kata pria berumur 41 tahun tersebut.
KBS telah beberapa kali menggalang kerjasama dengan perusahaan besar, baik berupa barter, sumbangan, maupun orang tua asuh. Namun kegiatan tersebut saat ini terhenti. Subsidi dari Pemerintah Kota dan Menteri tak kunjung dikucurkan. KBS pun kembali menggantungkan nasib mereka pada jumlah pengunjung.(vas)

diposting oleh :
vassilisa agata 51408041

Cacat Bukan Halangan untuk Tetap Semangat


Beritaasik - Cacat fisik dan kekurangan secara materi bukan alasan untuk tidak dapat bahagia. Tetap semangat menghadapi hidup. Tinggal bagaimana cara kita untuk menikmatinya.
Dengan memangku anaknya dan mendorong sendiri kursi roda, Agung, pria asal Sukolilo, Surabaya ini mengelilingi lahan seluas 15 hektare milik Kebun Binatang Surabaya (KBS) pada Sabtu (9/4) pagi. Tujuannya jelas, mengajak keluarga kecilnya yang terdiri dari istri, seorang putra dan putri, untuk liburan. “Selain itu sekaligus selametan (syukuran –red) putri saya yang kedua baru aja bisa jalan, Mas” ujarnya sambil melihat putranya yang lelap tertidur di gendongan istrinya.
Menurut Agung, KBS jadi pilihan yang tepat untuk keluarganya karena selain murah meriah, juga bisa mendidik anak-anaknya untuk mengenal beragam jenis satwa. “Dengan 15 ribu saja sudah puas lihat banyak binatang, Mas” timpal Suryani, istri Agung. Mengakhiri perbincangan dengan sopan, Agung tersenyum sambil berpamitan karena harus segera kembali pulang.
Tidak peduli kekurangan fisiknya, sampai pulang pun Agung tetap mengayuh kursi rodanya dengan semangat, menuju pangkalan taxi untuk mengantarnya ke rumah. (m@d)

Diposting oleh:
Ayub Dahana
51408053

Pelikan KBS Minim Kandang


Surabaya, Satwa "imigrasi" Australia, Pelikan kini menjadi sorotan tersendiri di KBS (Kebun Binatang Surabaya). Saat ini Pelikan di KBS mencapai 140 ekor. Tim berita asik   menyempatkan diri mendatangi satwa berparuh panjang pada Sabtu (09/04).

     Sebagai salah satu satwa yang dilindungi di KBS, pelikan harus mengalami "sengsara" yang tak kunjung terselesaikan. Dengan jumlah yang mencapai ratusan ekor, satwa asal Australia yang Hijrah ke Pulau Jawa ini berhasil ditangkarkan di KBS. Namun sayang, jumlah populasi yang banyak ini mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, KBS mampu mempertahankan Pelikan hingga mencapai 140 ekor. Namun sisi negatif ialah jumlah yang besar ini menjadi over populate. 

      Menurut pengamatan tim Berita Asik Banget, jumlah Pelikan yang banyak ini membuat satwa tersebut menjadi semakin terhimpit ruang geraknya. Bahkan beberapa ekor harus berhimpitan di kandang yang sudah mulai rusak. Agus Supangkat (Humas KBS) menyatakan jumlah yang besar ini diakibatkan mudahnya Satwa bersayap ini menelurkan 5 – 6 ekor pertahun. “Jumlah kelahiran yang besar ini membuat populasi mereka bertambah juga,” terang Agus. 

Soal kandang yang sudah mulai rusak dan tak muat lagi, Agus menyatakan saat ini masih direncanakan pembuatan kandang baru. “Rencana ini tidak gampang. Ada beragam masalah yang dihadapi KBS,” tegas Agus. Menurutnya, permasalahan kepemilikan KBS dan keuangan yang tidak menentu menjadi penyebab utama hal ini belum direalisasikan. “Kami masih harus memperbaikai permaslahan tersebut,” tambahnya.

Tak muat: Populasi Pelikan KBS kian meningkat.
              
 Agus menyatakan telah membuka ruang kepemilikan Pelikan. Dalam beberapa waktu terakhir ini Pelikan dapat dipelihara masyarakat umum. “Prosedurnya harus jelas. Mereka yang ingin memiliki Pelikan harus memenuhi beberapa persyaratan,” imbuh Agus. Menurutnya masyarakat yang ingin memelihara Pelikan harus memiliki sertifikat resmi dari Badan Institusi Satwa mengenai kemampuan memberi makan (Feeding). Surat tersebut harus dimiliki secara sah.

Agus Supangkat dan tim Berita Asik Banget.

     Salah seorang pengunjung KBS, Airul (30) menyatakan kondisi pelikan saat ini sangat memprihatinkan. Kandang yang mulai rusak dan bertahun-tahun belum diganti menjadi masalah utama satwa pemakan ikan tersebut. “Harusnya KBS segera menangani masalah ini,” ujar pria asal Malang ini. Airul berharap ada sinkronisasi antara eksistensi KBS dengan kualitas perawatan satwa yang ada. “Entah itu Pelikan atau satwa lain, yang penting unsur perawatan harus dijaga,” tambahnya.
                            

     Pelikan yang ada di KBS merupakan reaksi imigrasi Pelikan dari Negara Australia yang mendarat di Pulau Jawa dan berhasil ditangkap oleh nelayan-nelayan Jawa. Pelikan tersebut diberikan ke KBS untuk ditangkarkan.  

Dibanding satwa lainnya, Pelikan merupakan satwa yang mudah perawatannya. Cukup dengan konsumsi ikan beku, satwa Australia ini bisa bertahan hidup.“Saat ini kami memberi makan dengan ikan segar biasa. Namun itu cukup untuk Pelikan,” tambah Agus.  (Andreas C.S./51406107).

Rabu, 13 April 2011

Perubahan Tiket Masuk di KBS




Harga Karcis Masuk KBS
Kebun Binatang Surabaya atau yang akrab di sapa dengan KBS, kini menjadi salah satu wisata hiburan bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. KBS bukan hanya sekedar tempat penampungan untuk hewan – hewan saja, namun terdapat hiburan lain yang ada di dalamnya. Para pengunjung pun tidak hanya dapat melihat dari luar hewan KBS, namun juga dapat ikut berinteraksi langsung. Menurut Bapak Agus Supangkat, selaku Humas di KBS, meskipun banyak dikabarkan di media massa tentang banyaknya kehilangan hewan di KBS, hal itu tidak mempengaruhi niat pengunjung untuk tetap datang dan melihat macam – macam satwa yang dilindungi tersebut.
Untuk dapat masuk ke KBS tentunya kita harus memiliki tiket masuk terlebih dahulu. Mulai bulan Juni 2010 harga tiket masuk KBS harganya Rp.10.000. Di dalam KBS menyediakan fasilitas hiburan Akuarium, di sana kita dapat melihat berbagai macam ikan yang dilindungi dengan membeli tiket masuk lagi seharga Rp.3000, namun karena dianggap kurang efektif maka pihak KBS menggabungkan harga tiket yakni seharga Rp.15.000. Dengan harga tiket masuk antara Rp.15.000 sampai Rp.20.000 dapat memperoleh paket AB(Ayo Belajar) di KBS bagi anak – anak sekolah. Dengan harga tiket sekian rupiah itulah anak – anak sekolah akan mendapatkan fasilitas pemandu, lembar kerja, dan juga dapat berinteraksi dengan satwa secara langsung.
Penjual Pentol yang berjualan di depan KBS mengatakan semakin bertambah tahun, harga tiket KBS meningkat dan tergolong mahal untuk kalangan mereka. Meski ada peningkatan harga tiket masuk di KBS tersebut pengunjung pun tetap mau mengunjungi KBS dan membawa anak – anak nya untuk belajar tentang satwa. Memang pengunjung KBS tidak semarak tahun – tahun sebelumnya, karena mengalami penurunan.

Jika dibandingkan antara tahun 2010 dengan 2009 lalu, jumlah pengunjung KBS turun sebanyak 20% atau 200.000 orang. Pada tahun 2005 saat banyak pemberitaan di media tentang flu burung pengunjung juga turun, akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama yakni hanya sebulan saja. Antara tahun 2005 sampai 2006 jumlah pengunjung turun lagi. Dan pada tahun 2006 sampai tahun 2009 ada peningkatan sebanyak 12%. Sejak tahun 2009 hingga 2011 kini jumlah pengunjung pun turun, namun pihak KBS belum sempat meneliti alasan penyebab turunnya tersebut.
Pemberitahuan Tiket KBS
Hasil penelitian terakhir pada tahun 2010, setiap harinya pengunjung datang pada jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Tapi pada jam 9 pagi hingga jam 12 siang adalah puncak ramainya pengunjung KBS. Jika hari kerja yaitu hari Senin – Sabtu jumlah pengunjung sekitar 800 orang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, jumlah pengunjung bisa mencapai 1000 orang. Selama 1 tahun dalam 2010, jumlah pengunjung mencapai 1,3 juta orang. Jika hari minggu pengunjung bisa mencapai 8000 orang. Pengunjung akan lebih meluap pada saat bulan Juni – July (liburan sekolah), Hari Raya Idul Fitri, dan juga Tahun Baru karena mencapai 40.000 – 50.000 orang.
Daftar Acara di KBS
Banyak hal yang dilakukan pengunjung di KBS, Pak Agus mengatakan biasanya pengunjung melakukan wisata keluarga di KBS para orang tua mengajarkan anak – anak nya tentang satwa. Selain untuk wisata keluarga KBS pun seringkali digunakan sebagai tempat reuni karena lokasi KBS berada di tengah kota Surabaya jadi sudah banyak orang yang mengetahuinya. Bagi orang – orang yang menyukai fotografer dapat mencari objek untuk hunting foto di KBS. Banyak tempat wisata yang tidak mengijinkan pengunjung membawa makanan masuk ke dalamnya, tapi di KBS memberikan peraturan lain yakni pengunjung diperbolehkan membawa masuk bekal makanan mereka, hal inilah yang membuat pengunjung merasa nyaman dan banyak yang berdatangan.


Yenny W
51408008

Selasa, 12 April 2011

Berhasil Lestarikan Satwa Langka, Kirimkan Komodo ke Afrika

Surabaya - Tidak dapat dipungkiri bahwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) memiliki aset satwa terbaik di Indonesia. Termasuk koleksi yang dikategorikan sebagai satwa langka, KBS  berupaya untuk mempertahankan predikat tersebut di mata masyarakat, khususnya di Surabaya. Sejak persitiwa hilangnya tiga ekor komodo beberapa bulan silam membuat mata masyarakat tertuju pada kinerja para pegawai KBS. Upaya pemeliharaan dan proteksi satwa oleh para pegawai KBS hingga kini masih terus ditingkatkan. Banyak pertanyaan dari masyarakat mengenai kondisi yang dialami oleh satwa langka, khususnya di KBS. Bagaimanapun juga kehilangan maupun kepunahan satu spesies satwa akan menjadi berita buruk bagi masyarakat.

“Hingga saat ini jumlah populasi satwa di KBS sebanyak 4200 populasi dengan rincian 250 jenis hewan. 80% dari jenis hewan tersebut adalah satwa dilindungi,” tutur Agus Supangkat, Humas Kebun Binatang Surabaya. Satwa yang dilindungi oleh KBS sebagian besar adalah satwa yang bisa dikategorikan langka karena dewasa ini kuantitasnya semakin berkurang. Satwa langka tersebut sebut saja seperti Komodo, Gajah Sumatera, Jalak Bali, Bekantan, Harimau Sumatera, Orang Utan, Babi Rusa, satwa tersebut tidak lagi banyak ditemukan. Satwa langka kini mengalami degradasi kuantitas karena semakin minimnya habitat yang tersedia bagi mereka. “Maka dari itu kami (KBS) memerhatikan berbagai aspek untuk menjaga kelestarian mereka, termasuk makanan,” tutur pria yang sudah bekerja di KBS selama 20 tahun tersebut.

Untuk masalah makanan bagi satwa langka, KBS memiliki sistem yang telah disetujui oleh pemerintah setempat. “Kalau urusan kualitas makanan satwa langka tentu kami sudah menyesuaikan dengan standar yang ada. Kami memberikan makanan sesuai habitat mereka dengan rekomendasi ahli gizi,” ungkap Agus. Ahli gizi menentukan makanan yang akan dikonsumsi oleh satwa langka guna menghindari kepunahan. Apabila makanan satwa langka tersebut tidak dapat dijangkau oleh KBS, maka ahli gizi akan memberikan makanan substitusi yang memiliki nilai nutrisi setara.

Hingga kini KBS bisa menjadi sebuah wadah bagi para pecinta satwa langka, khususnya komodo. Dengan berubahnya logo dan icon KBS menjadi komodo, cukup membuktikan bahwa KBS ingin mempertahankan eksistensi reptil karnivora yang hampir punah tersebut. “Di antara status genting, mendekati punah, dan hampir punah, komodo termasuk pada status hampir punah. Kami baru mengirimkan satu ekor ke Afrika karena di sana sudah tidak ditemui lagi hewan komodo,” tutur Agus saat dikonfirmasi di perpustakaan KBS. Berbagai upaya akan terus digencarkan KBS dalam melestarikan satwa langka, termasuk keberhasilan melestarikan komodo sebagai icon KBS. (nic).


Nico Setiawan Susilo (51408022)

Nursery, Pelindung Nyawa Bayi-Bayi Satwa

The Baby Dragon's Communion


ChaozNews@Beritaasik-Kebun Binatang Surabaya(KBS) merupakan obyek wisata sekaligus pusat pelestarian satwa kebanggaan Indonesia dan Jawa Timur. Disana terdapat sekitar 351 spesies satwa yang terdiri atas mamalia, aves(unggas), reptil dan pisces(ikan). Masing-masing dirawat dengan metode yang berbeda dan ditempatkan di kandang yang sesuai dengan habitat asli mereka.
             
Mengenai perawatan, setiap satwa dalam KBS mendapatkan perawatan dan akomodasi standar seperti pemberian makan dan vitamin, pembersihan kandang, serta penanganan gawat darurat apabila sakit. Namun, apabila yang dirawat adalah satwa yang masih bayi penanganannya berbeda dengan satwa yang sudah dewasa. Khusus untuk bayi-bayi satwa ini mereka ditangani di unit khusus yang bernama Nursery.
             
Baby Chimp
Baby Iguana

Begitu memasuki daerah Nursery, bau menyengat langsung tercium. Sangat wajar karena tempat itu merupakan tempat perawatan satwa yang memiliki bau khas yang natural. Belum lagi tercampur dengan bau kotoran mereka yang masih tersisa di kandang. Namun ”aroma” tersebut dapat dinetralisir ketika melihat sekumpulan bayi-bayi komodo serta simpanse yang bertingkah dengan lincah dan lucu di kandang mereka masing-masing.
             
Menurut staf humas KBS Agus Supangkat, unit Nursery dalam KBS sudah ada sejak tahun 1997. Menurutnya, unit ini berfungsi untuk melindungi dan merawat bayi-bayi satwa yang tidak mampu dirawat oleh induknya sendiri. Apalagi jika bayi-bayi satwa tersebut termasuk satwa yang dilindungi.
           
”Nursery sudah ada sejak tahun 1990 an, kira-kira tahun 1997. Fungsinya menggantikan fungsi induk yang tidak sanggup merawat anaknya sendiri,” Ujar Agus ketika ditemui di kantornya Sabtu (8/4) kemarin. ”Selama ini fungsinya masih memadai dan mencukupi,” Tambahnya ketika ditanya mengenai kondisi Nursery itu sendiri.
             
Menurut Rukin, keeper dari unit Nursery ini, selain melindungi bayi satwa yang tidak mendapatkan perawatan secara alami, unit ini juga melindungi bayi-bayi satwa yang rawan terhadap ancaman kanibalisme dan yang tidak dapat tumbuh normal jika tetap dirawat secara alami oleh induknya.
Mr. Rukin
           
” Contohnya adalah bayi komodo, apabila tidak dipisah maka bayi-bayi tersebut bisa dimakan oleh komodo lain yang lebih besar. Juga ketika ada hewan lain yang induknya tidak bisa menyusui maka anaknya dipindahkan ke Nursery,” Ujar pria asal Nganjuk ini. Rukin juga menjelaskan bahwa satwa yang sering dirawat disini adalah rusa, komodo serta kanguru.
             
Pria yang sudah menjadi keeper selama empat tahun ini menjelaskan bahwa rata-rata usia satwa yang ada di Nursery ini adalah satu bulan hingga dua tahun. ” Mereka ada di Nursery bisa sampai usia 6-8 tahun tergantung jenis satwanya. Setelah itu mereka akan dikembalikan ke kandangnya untuk bersosialisasi dengan satwa sejenisnya. Mereka juga ingin hidup bebas ,” Ujar bapak dua anak ini.
             
Mengenai pengembalian satwa, Rukin mengatakan hal tersebut menunggu perintah dari atasannya. ”Untuk pemindahan dari Nursery biasanya menunggu perintah, repotnya kalau ternyata satwa tersebut sudah waktunya dipindah namun infrastruktur kandangnya masih rusak atau overload sehingga tidak siap untuk ditempati,” Begitu ujar pria lulusan SMA ini. Kendala seperti itu dapat membuat satwa menjadi stress dan menghambat perkembangan mereka. 

Kandang untuk bayi Iguana
Kendala lain yang dirasa cukup serius adalah seringkali terjadi keterlambatan penanganan terhadap bayi satwa yang mengalami penyakit atau kelainan. ” Saya akui pernah ada satwa yang gagal ditangani di Nursery ini. Antara lain kanguru, lutung dan rusa. Mereka pernah gagal ditangani karena sudah cacat sejak lahir dan memang respon penanganan dini nya terlambat,” Sesalnya.
           
Meskipun fungsinya sangat krusial, hampir tidak ada bantuan dari pihak lain untuk meringankan tugas Rukin dalam menjaga Nursery. ”Selama ini kita mengandalkan dana dari donatur dan penghasilan tiket yang pas-pas an untuk perawatan semua unit KBS termasuk Nursery ini,” Ujar Rukin. ” Dari organisasi pecinta satwa juga sekedar mengobrol obrol saja, belum ada yang tergerak untuk membantu mengawasi dan merawat bayi-bayi satwa ini,” Pungkasnya.
       
Harapan Rukin kedepannya untuk Nursery ini sangat sederhana, ia hanya ingin satwa-satwa yang dipercayakan kepadanya tetap sehat dan mendapat fasilitas  perawatan yang layak. ”Bagaimanapun saya akan menjaga satwa tetap sehat, kalau sehat kan tugas saya lebih ringan dan tidak repot,” Ujar keeper yang saking berdedikasinya hingga tidak sanggup meninggalkan Nursery sedetikpun ini. (Criz




Posted By Christian Arriandi (51408056)

Senin, 11 April 2011

Jalan-Jalan di Bonbin atau Baca Buku di Perpus?


BeritaAsikBanget, Surabaya – Anda semua yang tinggal di Surabaya, baik yang pernah maupun tidak pernah mengunjungi pasti tahu tentang KBS (Kebun Binatang Surabaya). Kebun binatang yang terletak di Jalan Setail no 1, Surabaya ini telah ada sejak tahun 1916 (jaman VOC) dan pindah ke lokasinya yang sekarang pada tahun 1990. Namun tahukah anda bahwa KBS tidak hanya berisi hewan dan atraksinya, tapi juga memiliki perpustakaan yang terletak di pusat KBS?

Perpustakaan KBS yang terbuka untuk seluruh pengunjung KBS

“Perpusakaan ini sudah ada sejak tahun 1991, perpus ini digunakan untuk mendidik dari anak TK hingga orang dewasa tentang dunia fauna dan flora,” ujar Jasman Sutrisno, salah satu penjaga perpustakaan KBS ketika diwawancara oleh BeritaAsikBanget, Sabtu, 9 April 2011, di KBS, Surabaya.

Jasman Sutrisno, salah satu penjaga Perpustakaan KBS

Perpustakaan KBS merupakan perpustakaan mini dengan jumlah buku kurang lebih 200 eksemplar. Semuanya tentang flora maupun fauna. Banyak buku merupakan buku penelitian KBS sendiri tentang fauna, tapi ada juga buku-buku berupa ensiklopedi dari luar negri.


Kumpulan buku di Perpustakaan KBS
“Perpustakaan ini kalau hari besar atau hari libur baru ramai pengunjung,” ujar Kasino, salah satu penjaga Perpus yang baru bekerja selama satu tahun. Memang jumlah buku yang ada dirasa kurang dan Kasino berharap jumlah buku bisa ditambah oleh pihak KBS, “Selama ini bukunya ya ini saja, belum pernah ada penambahan. Saya maunya ditambah, lalu luas ruangannya juga kalau bisa lebih diperbesar lagi,” ujarnya.



Pelikan yang diawetkan
Hal yang menarik dari perpustakaan KBS adalah banyaknya hewan-hewan yang diawetkan menghiasi sisi ruangan. Diletakkan di atas lemari buku kecil, terletak puluhan hewan, mulai dari monyet, pelikan, musang, harimau, bahkan ada juga embrio-embrio hewan yang telah diawetkan sejak tahun 1985. “Hewan-hewan ini adalah hewan yang mati karena sakit, atau tua dan lemah. Ini semua diawetkan oleh KBS sendiri.” Ujar Jasman. Hewan-hewan yang diawetkan tersebut tampak cantik dengan berbagai pose, namun pengunjung tidak bisa sembarangan membeli hewan-hewan tersebut karena ada regulasi yang mewajibkan sertifikat khusus bagi pemiliknya.


Harimau yang diawetkan
Mengunjungi kebun binatang memang akan menjadi suatu pengalaman yang seru dan menyenangkan, namun akan jauh lebih bermanfaat apabila anda dan keluarga bisa memperoleh ilmu darinya. Jadi, jangan lupa untuk berkunjung dan mencoba menyerap ilmu dari perpustakaan yang tersedia kalau anda berkunjung ke KBS.


Kumpulan hewan yang diawetkan di Perpustakaan KBS. Hewan-hewan ini adalah hewan yang diawetkan setelah mati karena sakit atau tua.


Posting by: Johansen Halim / 51408027